Buku Elektronik Untuk Pelajar
Pemerintah mengeluarkan konsep buku elektronik untuk para pelajar dengan dana sebesar Rp. 15 triliun. Diharapkan dengan buku elektronik ini harganya bisa lebih murah karena dapat digandakan oleh siapa saja, tanpa harus membayar royalti kepada penulis.
Namun penggunaan buku elektronik ini tidak dapat diterapkan oleh semua sekolah, terutama yang ada di pelosok karena tidak memiliki kemampuan teknologi.
Untuk itu Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) akan melakukan pengakajian untuk membuktikan apakah kebijakan pemerintah yang menerapkan buku elektronik dapat menciptakan buku mura untuk kepentingan siswa sekolah di Indonesia. Penelitian tersebut akan dimulai tahun ini, lewat kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang akan mewakili setiap propinsi.
Dengan dana yang Rp. 15 triliun seharusnya bisa menggratiskan buku sekolah untuk disalurkan ke siswa sekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas selama 5 tahun.
Namun masalahanya sering kali tidak sampai 5 tahun pemerintah sudah mengganti kurikulum lama dengan yang baru. Akhirnya, kegiatan pemasaran penerbit juga tidak bisa berjalan, sesuai keterangan dari Setia Dharma MAdjid, Ketua Umum Ikapi.
Semoga hasil penelitan dari Ikapi segera terwujud, sehingga para pelajar kita benar-benar dapat menikmati buku yang murah dengan kualitas yang tinggi.
Namun penggunaan buku elektronik ini tidak dapat diterapkan oleh semua sekolah, terutama yang ada di pelosok karena tidak memiliki kemampuan teknologi.
Untuk itu Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) akan melakukan pengakajian untuk membuktikan apakah kebijakan pemerintah yang menerapkan buku elektronik dapat menciptakan buku mura untuk kepentingan siswa sekolah di Indonesia. Penelitian tersebut akan dimulai tahun ini, lewat kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang akan mewakili setiap propinsi.
Dengan dana yang Rp. 15 triliun seharusnya bisa menggratiskan buku sekolah untuk disalurkan ke siswa sekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas selama 5 tahun.
Namun masalahanya sering kali tidak sampai 5 tahun pemerintah sudah mengganti kurikulum lama dengan yang baru. Akhirnya, kegiatan pemasaran penerbit juga tidak bisa berjalan, sesuai keterangan dari Setia Dharma MAdjid, Ketua Umum Ikapi.
Semoga hasil penelitan dari Ikapi segera terwujud, sehingga para pelajar kita benar-benar dapat menikmati buku yang murah dengan kualitas yang tinggi.
Komentar
Posting Komentar